Baca juga: PP Nomor 43 Tahun 2025: Pilar Baru Pelaporan Keuangan Indonesia
Perlambatan ini terutama dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi rumah tangga, yang merupakan penopang terbesar aktivitas ekonomi nasional. Konsumsi hanya tumbuh 4,89 persen, turun dari 4,97 persen pada kuartal sebelumnya. Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia juga menunjukkan penurunan.Meski demikian, konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi kontributor terbesar perekonomian pada Triwulan III-2025, dengan kontribusi gabungan mencapai 82,23 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan PMTB tertinggi terjadi pada subkomponen mesin dan perlengkapan, sedangkan konsumsi rumah tangga meningkat pada transportasi, komunikasi, restoran, dan hotel.
Baca juga: PMK 72/2025: Sektor Pariwisata Resmi Dapat Insentif PPh 21 DTP di 2025
Lebih lanjut, ekspor menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi, terutama didorong oleh peningkatan permintaan produk nonmigas di pasar global, serta menguatnya ekspor jasa yang didorong oleh peningkatan kunjungan wisata mancanegara. Beberapa komoditas barang nonmigas yang mengalami peningkatan nilai dan volume ekspor, antara lain lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, mesin dan peralatan listrik, serta kendaraan dan bagiannya.
Baca juga: MK Tolak Uji Pajak Pesangon dan Pensiun, Ada Permohonan Baru dari Pekerja Bank
Pertumbuhan Merata di Seluruh Wilayah
Pertumbuhan ekonomi secara tahunan tercatat terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sulawesi menjadi kawasan dengan pertumbuhan tertinggi pada Kuartal III-2025, yang utamanya ditopang oleh industri pengolahan berbasis komoditas.Pulau Jawa sendiri berada di peringkat kedua dengan mencatat pertumbuhan sebesar 5,17 persen. Pendorong utamanya berasal dari industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi, yang masih menjadi tulang punggung dinamika ekonomi di wilayah tersebut.kebijakan-pemerintah , pdb , penerimaan-negara , perekonomian-indonesia